BAB III
TEKNIK PENJADWALAN PROSESSOR
A.
ISTILAH-ISTILAH
q Pekerjaan
/ Job
User menyerahkan pekerjaan mereka pada komputer. Ada pekerjaan yang panjang, sedang dan pendek. Untuk
dapat diolah oleh komputer harus dianalisis dahulu untuk mengetahui bagaimana sebaiknya
pekerjaan itu dilakukan.
q Terobosan
/ Troughput
Pekerjaan dalam
komputer dilaksanakan langkah demi langkah, sehingga dapat dikatakan bahwa
troughput adalah banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh sistem
komputer dalam satu satuan waktu.
q Tugas
/ Task
Program yang
terdiri dari banyak bagian program dan bagian program yang dikerjakan merupakan
tugas bagi sistem operasi.
-
Tugas yang sedang dilaksanakan, adalah tugas
yang menemukan semua sumber daya yang diperlukannya, termasuk prosesor.
-
Tugas yang siap dilaksanakan, adalah tugas yang
menemukan semua sumber daya yang diperlukannya, kecuali prosesor.
-
Tugas yang belum dilaksanakan, adalah tugas yang
belum menemukan sumber daya yang diperlukannya.
q Proses
/ Process
Tugas yang telah
dijadwalkan untuk menemukan prosesor / tugas yang telah diterima oleh
penjadwalan.
Tugas Penjadwalan Proses Prosesor
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar suatu contoh prosesor
Keterangan :
·
GK =
galur kendali / control bus
·
GD
= galur data / data
bus, tempat informasi data berlalu lintas antar register
·
GA
= galur alamat /
address bus, tempat informasi alamat memori berlalu lintas antar
register karena setiap kali hanya ada 1 informasi dalam galur ini, maka lalu
lintas diatur oleh tanda waktu dari kunci waktu. Tanda waktu
dibentuk oleh basis waktu
·
A =
akumulator, register serba guna yang dapat menerima berbagai informasi
·
SLA =
satuan logika dan aritmatika / ALU, tempat pengolahan, contohnya untuk
menghitung 3+4=?, maka data 3 diletakkan di register A dan data di register B. proses penjumlahan terjadi di
SLA / ALU, hasil = 7 diletakkan kembali di register A
·
B =
register, register yang menerima informasi yang akan diolah bersama oleh isi
register A
·
PT
= pencacah
program / program counter, program terletak dalam memori kerja pada
alamat memori tertentu. PT menerima alamat memori awal saat diolah oleh
prosesor dan juga menyaring dan menentukan alamat memori mana saja yang isinya
akan dibawa ke prosesor dan hanya alamat yang sesuai dengan letak program yang
sedang diolah yang diperbolehkan PT masuk ke prosesor. PT mencacah dirinya
sebesar 1 cacahan dan dengan cara yang sama akan melayani alamat berikutnya
sampai alamat terakhir.
·
RI =
register instruksi, membawa dan menerima informasi dari memori kerja dan
diperiksa.
·
SK =
satuan kendali / control unit, menerima informasi instruksi program dan sesuai dengan isi
instruksi SK mengendalikan kegiatan dalam prosesor.
·
RA =
register alamat / address register, mencatat alamat memori yang isinya
akan dicapai alamat itu di memori kerja. Jika pembacaan data dari memori kerja,
data / isi dari memori kerja dibaca dan disalin ke RD, tetapi jika pada
penulisan data ke memori kerja, maka isi RD disalin ke alamat memori kerja.
·
RD =
register data.
·
RD dan RA bekerja sama dalam kegiatan
pengambilan dan pengiriman data dari dan ke memori kerja.
B. SIKLUS
KERJA PROSESSOR
2 siklus kerja prosesor :
1.
Siklus Jemput
a.
PT berisi alamat awal program pada
memori kerja yang disesuaikan dengan isinya di memori kerja
b.
RA
= PT, alamat memori PT diteruskan ke RA
c.
RA
ð RD, isi program diambil dari memori kerja dan diletakkan
di RD
d.
RI = RD, dari RD program diteruskan ke
RI
e.
PT= PT + 1, pencacah untuk melanjutkan
siklus berikutnya
f.
Go to point b
2.
Siklus Kerja
a.
RI
= SK, isi program di RI akan diteruskan ke SK, RI berisi instruksi untuk
melaksanakan sesuatu
b.
SK
ð seluruh kegiatan di dalam prosesor dikendalikan sehingga
kerja yang dimaksud oleh bagian program itu dirampungkan.
2
jenis kerja / proses :
1.
Tugas / proses sistem,
berasal dari program sistem yaitu dari sistem bahasa, utilitas, operasi, dimana
prosesor melayani sistem (prosesor dikuasai sistem / kontek sistem)
2.
Tugas / proses aplikasi,
berasal dari program aplikasi, dimana prosesor melayani aplikasi (prosesor
dikuasai aplikasi / kontek aplikasi)
Proses
Serentak / Concurrent Process :
Yaitu
prosesor menghadapi banyak tugas dan proses.
a.
Multiprogramming,
sistem komputer lebih dari 1 program sekaligus dalam pelaksanaan proses.
b.
Multitasking,
banyak bagian program yang dipersiapkan untuk diolah oleh prosesor namun belum
sempat dijadwalkan untuk memperoleh prosesor.
c.
Multiprocessing,
sejumlah tugas yang telah dijadwalkan untuk menggunakan prosesor.
d.
Multiplexing,
menggunakan pertukaran kendali dalam selang waktu terpisah-pisah.
e.
Time sharing / rentang waktu,
secara bersamaan sejumlah pemakai dapat menggunakan 1 sistem komputer, sehingga setiap pemakai
merasa bahwa seluruh sistem komputer seolah-olah untuk dirinya.
Proses
Berurutan :
Sejumlah
proses berlangsung secara berselingan dan tidak ada diantara mereka yang
bertumpang tindih waktu, sebelum 1 proses selesai, proses berikutnya belum
bekerja.
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
|
|
|
Proses
Paralel :
-
pada proses tunggal, proses serentak
bukan proses paralel karena proses tersebut di gali 1 demi 1, sepenggal demi
sepenggal.
-
Pada proses jamak, proses dapat
dilaksanakan secara serempak diantara banyak prosesor sehingga disebut proses parallel
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
|
|
Proses
Serentak Berpenggalan :
Ada
penggalan dari 1 proses yang berselingan dengan penggalan dari proses lain dan
ada penggalan dari proses pertama yang bertumpang tindih waktu dengan penggalan
proses kedua.
A
|
|
A1
|
|
|
|
|
A2
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
B1
|
|
|
|
|
B2
|
|
|
C
|
|
C1
|
|
|
|
|
|
|
C2
|
|
|
Istilah
dalam penjadwalan proses :
q Scheduler adalah bagian sistem operasi yang
mengatur penjadwalan eksekusi proses-proses.
q Algoritma penjadwalan (scheduling
algorithm) adalah
algoritma yang digunakan.
q Penjadwalan Proses
o Antrian, karena banyak proses yang muncul
secara serentak maka dibuat antrian di depan prosesor, yang berada dalam
keadaan siap dan hanya ada 1 proses yang berada dalam status kerja
o Prioritas, mendahulukan pada antrian proses
karena tidak semua proses sama pentingnya, sehingga dibuat suatu prioritas.
Dalam prioritas, pekerjaan pada prosesor diselesaikan dahulu baru proses
berprioritas akan di proses
o
Preempsi, sama
dengan prioritas, tetapi pada preempsi jika ada proses yang mendapatkan
preempsi maka preemsi akan menghentikan kerja prosesor dan mengeluarkan
pekerjaan di dalam prosesor itu, sehingga proses berpreempsi dapat dilayani
prosesor. Dan setelah proses berpreempsi selesai dilaksanakan, prosesor akan
melaksanakan sisa proses yang dikeluarkan dari pekerjaannya tadi
q Jangka penjadwalan
Semua antrian dan
penantian (contohnya yang dikeluarkan karena preempsi.
a. Penjadwalan jangka pendek / short
term scheduling / low level scheduling, yaitu mengurus masuknya antrian siap ke prosesor serta
antrian siap ke alat peripheral I/O, yang mengurus prioritas dan preempsi.
b. Penjadwalan jangka media / medium
term scheduling / intermediate level scheduling, yaitu mengurus terhadap proses yang
dikeluarkan dari prosesor yang belum rampung dikerjakan dan melanjutkan
pekerjaan proses tersebut di prosesor.
c. Penjadwalan jangka panjang / long
term scheduling / high level scheduling, yaitu mengurus masuknya pekerjaan baru berupa
penentuan pekerjaan baru mana yang boleh diterima dan tugas disini diubah
menjadi proses.
q Tujuan penjadwalan / kriteria baik tidaknya suatu
algoritma penjadwalan :
a. Fairness / pelayanan yang adil untuk semua
pekerjaan
b. Throughput / memaksimumkan throughput
c. Efficiency / memaksimumkan pemakaian prosesor
d. Overhead / meminimumkan waktu tunggu
e. Pemakaian sumber daya seimbang
f. Tidak terjadi penundaan waktu tak
hingga
g. Kegiatan sumber daya dapat dideteksi
terlebih dahulu
q Perhitungan kerja prosesor
·
t adalah lama
proses pada prosesor, lama waktu sesungguhnya yang diperlukan untuk mengolah
proses dalam prosesor.
·
T adalah lama
tanggap pada prosesor, lama waktu yang diperlukan oleh prosesor sejak tiba
sampai dengan rampung diolah oleh prosesor, terdapat waktu tunggu dalam antrian
/ dalam preempsi.
o Lama tanggap turn around time,
yaitu memperhitungkan lama waktu yang diperlukan oleh proses untuk keluaran
o Lama tanggap respon time,
yaitu tidak memperhitungkan lama waktu yang diperlukan oleh proses untuk
keluaran
·
Tr adalah lama
tanggap rata-rata, yaitu perbandingan lama tanggap setiap proses (Ti) dengan
jumlah proses serentak yaitu Tr = S Ti / N
·
S adalah waktu
sia-sia, waktu yang terbuang di dalam antrian / selama terkena preempsi yaitu
selisih antara lama tanggap dengan lama proses (T-t)
·
Rt adalah
rasio tanggap, perbandingan antara lama proses terhadap lama tanggap, Rt = t
/ T
·
Rp adalah rasio penalti, perbandingan
antara lama tanggap terhadap lama proses, Rp = T/t dan karena t £ T, maka Rt < 1 dan Rp >1
Penjadwalan Prosesor
v Penjadwalan satu tingkat
a. Pertama Tiba Pertama Dilayani (PTPD)
b. Proses Terpendek Dipertamakan (PTD)
c.
Proses Terpendek Dipertamakan Preempsi (PTDP)
d.
Rasio Penalti Tertinggi Dipertamakan (RPTD)
e. Putar Gelang (PG)
f. Putar Gelang Prioritas Berubah (PGPB)
v Penjadwalan multi tingkat
a. Antrian multi tingkat
b. Antrian multi tingkat berbalikan
Penjadwalan Satu
Tingkat
Ø Pertama Tiba Pertama Dilayani (PTPD)
/ First Come First Served (FCFS)
Penjadwalan ini murni
antrian, tanpa prioritas tanpa preempsi.
Nama Proses
|
Saat Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
|||
A
|
0
|
9
|
0
|
9
|
9
|
|||
B
|
0
|
30
|
9
|
39
|
39
|
|||
C
|
0
|
4
|
39
|
43
|
43
|
|||
D
|
0
|
8
|
43
|
51
|
51
|
|||
E
|
0
|
12
|
51
|
63
|
63
|
|||
|
ß
|
|
|
S Ti
|
205
|
|||
|
serentak
|
|
|
Tr
|
41
|
|||
Tr cukup besar, jika dibandingkan
dengan lama tanggap dari masing-masing proses.
Nama Proses
|
Saat Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
|||
A
|
0
|
4
|
0
|
4
|
4
|
|||
B
|
1
|
7
|
4
|
11
|
10
|
|||
C
|
3
|
3
|
11
|
14
|
11
|
|||
D
|
7
|
8
|
14
|
22
|
15
|
|||
|
|
|
|
S Ti
|
40
|
|||
|
|
|
|
Tr
|
10
|
|||
Lama tanggap ¹ saat rampung karena perbedaan saat tiba.
Ø Proses Terpendek Dipertamakan (PTD) /
Shortest Job First (SJF)
Penjadwalan ini adalah antrian dengan prioritas tanpa preempsi, yang
menjadi prioritas adalah proses yang terpendek (tersingkat), makin pendek
proses, makin tinggi prioritasnya.
Nama Proses
|
Saat Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
A
|
0
|
11
|
|
|
|
B
|
0
|
8
|
|
|
|
C
|
0
|
10
|
|
|
|
D
|
0
|
3
|
|
|
|
E
|
0
|
5
|
|
|
|
Nama Proses
|
Saat Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
||
D
|
0
|
3
|
0
|
3
|
3
|
||
E
|
0
|
5
|
3
|
8
|
8
|
||
B
|
0
|
8
|
8
|
16
|
16
|
||
C
|
0
|
10
|
16
|
26
|
26
|
||
A
|
0
|
11
|
26
|
37
|
37
|
||
|
ß
|
ß
|
|
S Ti
|
90
|
||
|
serentak
|
prioritas
|
|
Tr
|
18
|
||
Tr lebih singkat, jika
dibandingkan dengan PTPD
Nama Proses
|
Saat Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
A
|
0
|
5
|
|
|
|
B
|
3
|
7
|
|
|
|
C
|
5
|
2
|
|
|
|
D
|
6
|
4
|
|
|
|
Disusun urutan proses berdasarkan prioritasnya, yaitu CDAB, tetapi pada
saat tiba = 0, proses terpendek C belum datang, maka mengerjakan proses A
dahulu, setelah selesai pada saat 5, proses C sudah datang, sehingga C
dikerjakan dan seterusnya seperti :
|
A
|
|
|
B
|
|
C
|
D
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||
|
¯
|
|
|
¯
|
|
¯
|
¯
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||
Saat
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
|||||||||||||||||||
Proses
|
A
|
A
|
A
|
A
|
A
|
C
|
C
|
D
|
D
|
D
|
D
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
||||||||||||||||||||
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
|||
A
|
0
|
5
|
0
|
5
|
5
|
|||
C
|
5
|
2
|
5
|
7
|
2
|
|||
D
|
6
|
4
|
7
|
11
|
5
|
|||
B
|
3
|
7
|
11
|
18
|
15
|
|||
|
|
S=18
|
|
S Ti
|
27
|
|||
|
|
|
|
Tr
|
6.75
|
|||
Keuntungan : memperkecil rata-rata lama tanggap
Kelemahan :
layanan terhadap proses
panjang bisa tidak terlayani jika
proses pendek datang terus.
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
A
|
0
|
8
|
|
|
|
B
|
4
|
5
|
|
|
|
C
|
6
|
3
|
|
|
|
D
|
9
|
8
|
|
|
|
E
|
14
|
4
|
|
|
|
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
|||
A
|
0
|
8
|
0
|
8
|
8
|
|||
C
|
6
|
3
|
8
|
11
|
5
|
|||
B
|
4
|
5
|
11
|
16
|
12
|
|||
E
|
14
|
4
|
16
|
20
|
6
|
|||
D
|
9
|
8
|
20
|
28
|
19
|
|||
|
|
|
|
S Ti
|
50
|
|||
|
|
|
|
Tr
|
10
|
|||
Ø
Proses Terpendek Dipertamakan Preempsi (PTDP)
Preemptive Shortest Job First (PSJF)
Penjadwalan ini dengan prioritas dengan preempsi, yang menjadi pioritas
adalah sisa proses. Proses yang
terpendek bisa didahulukan dengan cara membandingkan sisa waktu proses yang
sedang dilaksanakan dengan proses yang tiba, dengan preempsi mengeluarkan proses yang sedang
diolah untuk melaksanakan proses yang lebih pendek / singkat.
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
A
|
0
|
7
|
|
|
|
B
|
2
|
3
|
|
|
|
C
|
4
|
9
|
|
|
|
D
|
5
|
4
|
|
|
|
|
A
|
|
B
|
|
C
|
D
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
|
¯
|
|
¯
|
|
¯
|
¯
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
Saat
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
||||||||||||
Proses
|
A
|
A
|
B
|
B
|
B
|
D
|
D
|
D
|
D
|
A
|
A
|
A
|
A
|
A
|
C
|
C
|
C
|
C
|
C
|
C
|
C
|
C
|
C
|
|||||||||||||
·
Pada saat 0, proses A dikerjakan karena A datang
pertama
·
Pada saat 2, B datang, B=3, sisa A=5, B<A maka A
dikeluarkan dari proses, B dikerjakan
·
Pada
saat 4, C datang, C=9, sisa A=5, sisa B=1, B<A<C, maka B dikerjakan
·
Pada
saat 5, D datang, D=4, sisa A=5, sisa C=9, D<A<C, maka D dikerjakan
sampai selesai karena tidak ada proses yang datang lagi
·
A<C
maka A dikerjakan
·
C
dikerjakan
·
Selesai
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
|||
A
|
0
|
7
|
0
|
14
|
14
|
|||
B
|
2
|
3
|
2
|
5
|
3
|
|||
C
|
4
|
9
|
15
|
23
|
19
|
|||
D
|
5
|
4
|
5
|
9
|
4
|
|||
|
|
S=23
|
|
S Ti
|
40
|
|||
|
|
|
|
Tr
|
10
|
|||
Karena preempsi, PTDP lebih baik dari PTD dalam hal kecilnya Tr, tetapi
untuk proses panjang lebih lama dibandingkan PTD.
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
A
|
0
|
8
|
|
|
|
B
|
2
|
5
|
|
|
|
C
|
4
|
7
|
|
|
|
D
|
5
|
1
|
|
|
|
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
|||
A
|
0
|
8
|
0
|
14
|
14
|
|||
B
|
2
|
5
|
2
|
8
|
6
|
|||
C
|
4
|
7
|
14
|
21
|
17
|
|||
D
|
5
|
1
|
5
|
6
|
1
|
|||
|
|
|
|
S Ti
|
38
|
|||
|
|
|
|
Tr
|
9.5
|
|||
Ø
Rasio Penalti Tertinggi Dipertamakan (PTD) /
Highest Penalti Ratio Next (HPRN)
Penjadwalan dengan
prioritas tanpa preempsi. Yang menjadi prioritas adalah besarnya rasio pinalti.
Tetap mendahulukan proses pendek ditambah dengan mempertimbangkan rasio
penaltinya, yang ditentukan berdasarkan lama waktu antriannya. Sehingga
prioritas proses panjang akan turut meningkat melalui peningkatan rasio
pinalti, sehingga pada suatu saat proses panjang pada antrian yang telah lama
menunggu akan menyusul proses pendek. S = (T-t) ; Rp = T/t = (s+t)/t
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
A
|
0
|
4
|
|
|
|
B
|
1
|
2
|
|
|
|
C
|
2
|
5
|
|
|
|
D
|
3
|
8
|
|
|
|
E
|
4
|
4
|
|
|
|
Nama
Proses
|
Waktu sia-sia
|
Rasio Penalti
|
|
B
|
4 - 1 = 3
|
(3 + 2) / 2 = 2,5
|
Rp>>
|
C
|
4 - 2 = 2
|
(2 + 5) / 5 = 1,4
|
|
D
|
4 - 3 = 1
|
(1 + 8) / 8 = 1,125
|
|
E
|
4 - 4 = 0
|
(0 + 4) / 4 = 1
|
|
Nama
Proses
|
Waktu sia-sia
|
Rasio Penalti
|
|
C
|
6 - 2 = 4
|
(4 + 5) / 5 = 1,8
|
Rp>>
|
D
|
6 - 3 = 3
|
(3 + 8) / 8 = 1,375
|
|
E
|
6 - 4 = 2
|
(2 + 4) / 4 = 1,5
|
|
Nama
Proses
|
Waktu sia-sia
|
Rasio Penalti
|
|
D
|
11 - 3 = 8
|
(8 + 8) / 8 = 2
|
|
E
|
11 - 4 = 7
|
(7 + 4) / 4 = 2,75
|
Rp>>
|
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
¯
|
¯
|
¯
|
¯
|
¯
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
Saat
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
|||||||||||||||
Proses
|
A
|
A
|
A
|
A
|
B
|
B
|
C
|
C
|
C
|
C
|
C
|
E
|
E
|
E
|
E
|
D
|
D
|
D
|
D
|
D
|
D
|
D
|
D
|
||||||||||||||||
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
|||
A
|
0
|
4
|
0
|
4
|
4
|
|||
B
|
1
|
2
|
4
|
6
|
5
|
|||
C
|
2
|
5
|
6
|
11
|
9
|
|||
D
|
3
|
8
|
15
|
23
|
20
|
|||
E
|
4
|
4
|
11
|
15
|
11
|
|||
|
|
S=23
|
|
S Ti
|
49
|
|||
|
|
|
|
Tr
|
9.8
|
|||
Ø Putar
Gelang (PG) / Round Robin (RR)
Penjadwalan ini tanpa
prioritas, dengan preempsi. Secara bergiliran berdasarkan antrian (tanpa
prioritas) prosesor melayani sejenak setiap proses tergantung besarnya quantum
waktu. Secara berturut-turut proses yang dilayani prosesor dan belum rampung
akan kembali ke akhir antrian yang ada, sehingga pergiliran ini berputar
seperti gelang. Dan hanya proses yang telah rampung terlayani yang meninggalkan
prosesor dan antrian tersebut. Jadi setiap proses dilayani selama quantum waktu
tertentu secara bergiliran.
Quantum waktu : waktu sejenak
yang digunakan oleh prosesor untuk melayani setiap proses. Perubahan quantum
waktu membedakan hasil layanan terhadap antrian yang sama.
Contoh dengan Q = 3
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
A
|
0
|
7
|
|
|
|
B
|
0
|
5
|
|
|
|
C
|
0
|
8
|
|
|
|
D
|
0
|
2
|
|
|
|
E
|
0
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
Saat
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
||||||||||||||||||||||||||||
Proses
|
A
|
A
|
A
|
B
|
B
|
B
|
C
|
C
|
C
|
D
|
D
|
E
|
E
|
E
|
A
|
A
|
A
|
B
|
B
|
C
|
C
|
C
|
E
|
E
|
E
|
A
|
C
|
C
|
|||||||||||||||||||||||||||||
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
|||
A
|
0
|
7
|
0
|
26
|
26
|
|||
C
|
0
|
5
|
3
|
19
|
19
|
|||
B
|
0
|
8
|
6
|
28
|
28
|
|||
E
|
0
|
2
|
9
|
11
|
11
|
|||
D
|
0
|
6
|
11
|
25
|
25
|
|||
|
|
S = 28
|
|
S Ti
|
109
|
|||
|
|
|
|
Tr
|
21.8
|
|||
Dengan Q = 2
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
A
|
0
|
5
|
|
|
|
B
|
1
|
3
|
|
|
|
C
|
5
|
7
|
|
|
|
D
|
6
|
1
|
|
|
|
E
|
7
|
6
|
|
|
|
|
A
|
B
|
|
|
|
C
|
D
|
E
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
¯
|
¯
|
|
|
|
¯
|
¯
|
¯
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
Saat
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
||||||||||||||
Proses
|
A
|
A
|
B
|
B
|
A
|
A
|
B
|
C
|
C
|
D
|
E
|
E
|
A
|
C
|
C
|
E
|
E
|
C
|
C
|
E
|
E
|
C
|
|||||||||||||||
Nama Proses
|
Saat
Tiba
|
Lama Proses
|
Saat Mulai
|
Saat Rampung
|
Lama Tanggap
|
|||
A
|
0
|
5
|
0
|
13
|
13
|
|||
B
|
1
|
3
|
2
|
7
|
6
|
|||
C
|
5
|
7
|
7
|
22
|
17
|
|||
D
|
6
|
1
|
9
|
10
|
4
|
|||
D
|
7
|
6
|
10
|
21
|
14
|
|||
|
|
|
|
S Ti
|
54
|
|||
|
|
|
|
Tr
|
10,4
|
|||
Pada saat 0, A dikerjakan 2x, saat 2, B sudah datang, dikerjakan 2x, saat
4, belum ada yang datang maka kerjakan A dan B lagi. Kemudian kerjakan C, D, E
yang sudah datang, tetapi di antrian masih ada A, A dikerjakan kemudian E, sisa
C, sisa E dan sisa C sampai selesai.
Secara merata, penjadwalan putar gelang memperlambat proses yang tiba dan
secara merata pula semua proses dilayani oleh prosesor, sehingga biasanya
digunakan pada proses interaktif jika semua proses menuntut dikerjakan segera.
Penjadwalan dengan prioritas berubah-ubah
Penjadwalan yang menggunakan
prioritas dapat diubah-ubah menjadi prioritas lainnya.
1.
Penjadwalan
tanpa preempsi dengan prioritas berubah-ubah
P = f(s,t,u)
Dengan : p = prioritas; s = waktu sia sia;
t = lama proses u = tarif sewa
2.
Penjadwalan
dengan preempsi dengan prioritas berubah-ubah (PGPB = putar gelang prioritas
berubah-ubah) dimana prioritas tergantung pada proses lama dan proses baru,
maka jika : a = koefisien untuk proses lama dan b = koefisien untuk proses
baru,
b/a = 1 Þ prioritas sama
b/a
= 0 Þ prioritas lama
b/a < 1 Þ prioritas baru < lama
b/a > 1 Þ prioritas baru > lama
b/a > 1 Þ prioritas baru > lama
Kesimpulan :
|
Tanpa
Prioritas
|
Dengan
Prioritas
|
Tanpa
Preempsi
|
PTPD
|
PTD
/ RPTD
|
Dengan
Preempsi
|
PG
|
PTDP
|
Penjadwalan Multitingkat
v
Proses dibedakan tingkatnya berdasarkan
kepentingannya.
v
Penjadwalan pada tiap tingkat dapat
bermacam-macam.
v Pada antrian multi tingkat berbalikan,
tingkat satu dan lainnya saling berhubungan.
Ø Antrian
Multi Tingkat (Multi level queue)
Mengumpulkan proses-proses yang berkepentingan sama dalam 1 tingkat.
Proses dikerjakan tingkat demi tingkat dari tingkat tertinggi sampai dengan
tingkat terendah dimana setiap tingkat telah rampung dikerjakan
Ø Antrian Multi Tingkat Berbalikan /
Feedback multi level queue
Metoda Evaluasi
Penjadwalan
Ø evaluasi analitik
a.
pemodelan
deterministik
pekerjaan sudah
ditetapkan terlebih dahulu, menerapkan berbagai penjadwalan dan dievaluasi
hasilnya
.
Nama proses
|
Saat tiba
|
Lama proses
|
A
|
0
|
12
|
B
|
0
|
30
|
C
|
0
|
2
|
D
|
0
|
8
|
E
|
0
|
10
|
Dari tabel tersebut dapat
kita cari :
Macam penjadwalan
|
Rerata lama tanggap
|
Rerata waktu sia-sia
|
PTPD
|
42,4
|
30
|
PTD
|
29,2
|
14
|
PG (Q=8)
|
38,4
|
28
|
Keuntungan : ketepatan untuk menunjukkan rata-rata lama tanggap
/ rata-rata waktu sia-sia
Kelemahan : hasil evaluasi hanya berlaku untuk proses yang
telah ditetapkan
b.
analisis
model antrian
menganggap sistem
komputer sebagai suatu jaringan alat layan, menggunakan rumus distribusi
probabilitas untuk memperkirakan bentuk antrian dan bentuk pelaksanaan proses. Sasaran
rumus distribusi probabilitas adalah untuk lama proses, saat tiba dan kecepatan
layan. Sehingga dapat menentukan analisis jaringan antrian, dengan ditetapkan
rumus litte, yaitu : n = u . s, dengan n = rerata panjang antrian, s
= rerata waktu
sia-sia / waktu
tunggu, u = rerata kecepatan tiba proses baru.
Kelemahan : Pengambilan model cukup
rumit untuk sistem tertentu dan model tidak selalu cocok dengan keadaan yang
sebenarnya
Ø Metode
Simulasi
Metode ini berdasarkan sejumlah variabel yang disimulasikan sistem
komputer yang digunakan, memerlukan data masukan melalui bilangan acak.
Keuntungan : jika ditangani dengan baik maka metode
ini cukup baik.
Kelemahan : mahal, karena banyak menggunakan jam
prosesor dan ruang memori.
Ø Metode
Implementasi
Metode ini bekerja dengan cara mengamati hasil dari implementasi setiap
penjadwalan / menerapkan berbagai penjadwalan pada pekerjaan yang sesungguhnya.
Keuntungan : cukup cermat.
Kelemahan : perubahan macam penjadwalan mengganggu pemakai
komputer dan perubahan jenis pekerjaan mengganggu penjadwalan.
0 komentar:
Posting Komentar